KUNJUNGI KAMI

KUNJUNGI KITA DI BUKALAPAK, TOKOPEDIA DAN SHOPEE
Tampilkan postingan dengan label PROJECT. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PROJECT. Tampilkan semua postingan

Arduino dengan Load Cell dan Penguat HX711 (Skala Digital)

Dalam panduan ini, Anda akan belajar bagaimana membuat timbangan digital dengan Arduino menggunakan load cell dan amplifier HX711. Pertama, Anda akan belajar cara menghubungkan load cell dan amplifier HX711 ke Arduino untuk membangun timbangan. Kemudian, kami akan menunjukkan kepada Anda cara mengkalibrasi timbangan tersebut, serta memberikan contoh sederhana untuk mendapatkan berat objek. Selanjutnya, kami juga akan menambahkan sebuah layar untuk menampilkan pengukuran dan sebuah tombol untuk mengatur ulang timbangan ("tare").



Berikut adalah Daftar Isi dari tutorial ini:

1. Memperkenalkan Load Cell (Strain Gauges)l

2. Amplifier HX711

2. Amplifier HX711

3. Menyiapkan Load Cell

4. Menghubungkan Load Cell dan Amplifier HX711 ke Arduino

5. Memasang Library HX711

6. Mengkalibrasi Timbangan

7. Menimbang Benda - Kode Program

8. Timbangan Digital dengan Arduino


Memperkenalkan Load Cell

Sebuah load cell mengubah gaya menjadi sinyal listrik yang dapat diukur. Sinyal listrik tersebut berubah secara proporsional terhadap gaya yang diterapkan. Terdapat beberapa jenis load cell: strain gauge, pneumatik, dan hidrolik. Dalam tutorial ini, kami akan membahas tentang load cell berbasis strain gauge.

Load cell berbasis strain gauge terdiri dari batang logam yang dilengkapi dengan strain gauge (berada di bawah lem putih pada gambar di atas). Strain gauge adalah sensor elektrik yang mengukur gaya atau regangan pada suatu objek. Ketika gaya eksternal diterapkan pada objek, resistansi strain gauge berubah, menyebabkan deformasi pada bentuk objek (dalam kasus ini, batang logam). Resistansi strain gauge berbanding lurus dengan beban yang diterapkan, sehingga memungkinkan kita untuk menghitung berat objek.


Biasanya, load cell memiliki empat strain gauge yang dihubungkan dalam jembatan Wheatstone (seperti yang ditunjukkan di bawah) yang memungkinkan kita untuk mendapatkan pengukuran resistansi yang akurat. Untuk penjelasan lebih detail tentang cara kerja strain gauge, bacalah artikel ini.



Kabel yang berasal dari load cell biasanya memiliki warna-warna berikut:


Merah: VCC (E+)

Hitam: GND (E-)

Putih: Output – (A-)

Hijau: Output + (A+)


Aplikasi Load Cell Berbasis Strain Gauge dapat digunakan dalam berbagai macam aplikasi, contohnya:


1. Memeriksa apakah berat suatu objek berubah dari waktu ke waktu.

2. Mengukur berat suatu objek.

3. Mendeteksi keberadaan suatu objek.

4. Mengestimasi level cairan dalam suatu wadah.

5. Dan lain sebagainya.


Karena perubahan regangan saat menimbang objek sangat kecil, kita membutuhkan sebuah amplifier. Load cell yang kami gunakan biasanya dijual bersama dengan amplifier HX711. Oleh karena itu, amplifier tersebut yang akan kita gunakan.

Amplifier HX711

Amplifier HX711 adalah board perluasan yang memungkinkan Anda dengan mudah membaca load cell untuk mengukur berat. Anda menghubungkan kabel-kabel load cell di satu sisi, dan mikrokontroler di sisi lain. HX711 berkomunikasi dengan mikrokontroler menggunakan antarmuka dua kabel (Clock dan Data).


Anda perlu menyolder header pin pada pin GND, DT, SCK, dan VCC untuk menghubungkannya ke Arduino. Saya menyolder kabel-kabel load cell langsung ke pin E+, E-, A-, dan A+. Kabel-kabel load cell sangat tipis dan rapuh, hati-hati saat menyolder agar tidak merusak kabelnya.

Untuk informasi lebih lanjut tentang amplifier HX711, Anda dapat merujuk ke datasheet HX711.


Menyiapkan Load Cell

Kit load cell kami dilengkapi dengan dua lempengan akrilik dan beberapa sekrup untuk menyusun load cell sebagai timbangan. Anda juga dapat menggunakan lempengan kayu atau mencetak lempengan sendiri dengan printer 3D.



Anda harus mengikat lempengan-lempengan pada load cell sedemikian rupa sehingga menciptakan regangan di antara ujung-ujung berlawanan dari batang logam. Lempengan bagian bawah menahan load cell, dan lempengan bagian atas adalah tempat Anda menaruh objek-objek.


Berikut adalah gambaran mengenai tampilan load cell saya dengan lempengan akrilik.


Dimana Membeli Load Cell dengan Amplifier HX711?

Anda dapat memeriksa load cell dengan HX711 di Maker Advisor untuk mencari harga terbaik (dengan atau tanpa lempengan akrilik termasuk). Terdapat load cell dengan berbagai rentang pengukuran. Beberapa berat maksimum yang umum adalah 1kg, 5kg, 10kg, dan 20kg.


Anda dapat menggunakan tautan sebelumnya atau langsung mengunjungi MakerAdvisor.com/tools untuk menemukan semua komponen yang Anda butuhkan untuk proyek Anda dengan harga terbaik!

Menghubungkan Load Cell dan Amplifier HX711 ke Arduino

Amplifier HX711 berkomunikasi melalui antarmuka dua kabel. Anda dapat menghubungkannya ke pin digital mana pun pada  board Arduino Anda. Kami akan menghubungkan pin data (DT) ke Pin 2 dan pin clock (CLK) ke Pin 3.

Ikuti tabel berikut atau skema diagram untuk menghubungkan load cell ke  board Arduino  Anda.

Load Cell HX711 HX711 Arduino
Merah (E+) E+ GND GND
Hitam (E-) E- DT Pin 2
Putih (A-) A- SCK Pin 3
Hijau (A+) A+ VCC 5V



Memasang Library HX711

Terdapat beberapa library yang berbeda untuk mendapatkan pengukuran dari load cell menggunakan amplifier HX711. Kami akan menggunakan pustaka HX711 yang dibuat oleh bodge. Library ini kompatibel dengan ESP32, ESP8266, dan Arduino.


Untuk Arduino IDE:

Ikuti petunjuk berikut untuk memasang pustaka jika Anda menggunakan Arduino IDE.

1. Buka Arduino IDE dan pergi ke Sketch > Include Library > Manage Libraries.

2. Cari "HX711 Arduino Library" dan pasang pustaka yang dibuat oleh Bogdan Necula.



Mengkalibrasi Timbangan (Arduino dengan Load Cell)

Pada saat ini, kami anggap Anda telah menghubungkan load cell ke amplifier HX711 dan amplifier tersebut ke  board Arduino. Anda juga sudah menyiapkan timbangan Anda (dua lempengan dihubungkan pada ujung-ujung berlawanan pada load cell), dan telah memasang pustaka HX711.

Sebelum mendapatkan berat objek, Anda perlu mengkalibrasi load cell Anda terlebih dahulu dengan mendapatkan faktor kalibrasi. Faktor kalibrasi Anda akan berbeda dengan milik saya, jadi Anda sebaiknya tidak melewatkan bagian ini.

1) Siapkan objek dengan berat yang diketahui. Saya menggunakan timbangan dapur saya dan menimbang sebuah gelas berisi air (107g).

2) Unggah kode berikut ke board Arduino  Anda. Kami telah menulis kode berikut dengan memperhatikan instruksi untuk mengkalibrasi load cell yang disediakan dalam dokumentasi pustaka.

      /*Rui Santos
        Complete project details at https://RandomNerdTutorials.com/arduino-load-cell-hx711/
        
        Permission is hereby granted, free of charge, to any person obtaining a copy
        of this software and associated documentation files.
        
        The above copyright notice and this permission notice shall be included in all
        copies or substantial portions of the Software.
      */
      
      // Calibrating the load cell
      #include "HX711.h"
      
      // HX711 circuit wiring
      const int LOADCELL_DOUT_PIN = 2;
      const int LOADCELL_SCK_PIN = 3;
      
      HX711 scale;
      
      void setup() {
        Serial.begin(57600);
        scale.begin(LOADCELL_DOUT_PIN, LOADCELL_SCK_PIN);
      }
      
      void loop() {
      
        if (scale.is_ready()) {
          scale.set_scale();    
          Serial.println("Tare... remove any weights from the scale.");
          delay(5000);
          scale.tare();
          Serial.println("Tare done...");
          Serial.print("Place a known weight on the scale...");
          delay(5000);
          long reading = scale.get_units(10);
          Serial.print("Result: ");
          Serial.println(reading);
        } 
        else {
          Serial.println("HX711 not found.");
        }
        delay(1000);
      }
      
      //calibration factor will be the (reading)/(known weight)
    

3) Setelah mengunggah, buka Serial Monitor pada baud rate 57600 dan kemudian tekan tombol RESET pada  board Arduino.

4) Ikuti instruksi pada Serial Monitor: hilangkan semua beban dari timbangan (timbangan akan dikalibrasi secara otomatis). Selanjutnya, letakkan objek dengan berat yang diketahui di atas timbangan dan tunggu hingga Anda mendapatkan nilai.

5) Hitung faktor kalibrasi Anda menggunakan rumus berikut:

Calibration Factor = (Reading) / (Known Weight)




Dalam kasus kita, pembacaan yang didapatkan adalah -49171. Berat yang diketahui adalah 107g, sehingga faktor kalibrasi kita akan menjadi: -49171/107 = -459.542.

Calibration Factor = -49171 / 107 = -459.542


Simpan faktor kalibrasi Anda karena Anda akan membutuhkannya nanti. Faktor kalibrasi Anda akan berbeda dengan milik kami.


Karena keluaran dari sensor ini sebanding dengan gaya yang diterapkan pada load cell, Anda dapat mengkalibrasi timbangan Anda menggunakan satuan apa pun yang masuk akal untuk Anda. Saya menggunakan gram, tetapi Anda dapat menggunakan pound, kilogram, atau bahkan potongan makanan kucing (seperti yang ditunjukkan dalam video Andreas Spiess ini).


Menimbang Objek (Arduino dengan Load Cell)

Sekarang bahwa Anda sudah mengetahui faktor kalibrasi Anda, Anda dapat menggunakan load cell Anda untuk menimbang objek. Mulailah dengan menimbang objek-objek dengan berat yang diketahui, dan ulangi proses kalibrasi jika nilai yang diperoleh tidak akurat.

Salin kode berikut ke Arduino IDE Anda. Sebelum mengunggahnya ke board Anda, jangan lupa untuk memasukkan faktor kalibrasi Anda di baris 43/44 pada kode tersebut. Kode berikut adalah contoh yang disediakan oleh pustaka ini yang menunjukkan penggunaan sebagian besar dari fungsinya.



 



Bagaimana Kode Berfungsi

        
/**
 * Complete project details at https://RandomNerdTutorials.com/arduino-load-cell-hx711/
 *
 * HX711 library for Arduino - example file
 * https://github.com/bogde/HX711
 *
 * MIT License
 * (c) 2018 Bogdan Necula
 *
**/

#include 
#include "HX711.h"

// HX711 circuit wiring
const int LOADCELL_DOUT_PIN = 2;
const int LOADCELL_SCK_PIN = 3;

HX711 scale;

void setup() {
  Serial.begin(57600);
  Serial.println("HX711 Demo");
  Serial.println("Initializing the scale");

  scale.begin(LOADCELL_DOUT_PIN, LOADCELL_SCK_PIN);

  Serial.println("Before setting up the scale:");
  Serial.print("read: \t\t");
  Serial.println(scale.read());      // print a raw reading from the ADC

  Serial.print("read average: \t\t");
  Serial.println(scale.read_average(20));   // print the average of 20 readings from the ADC

  Serial.print("get value: \t\t");
  Serial.println(scale.get_value(5));   // print the average of 5 readings from the ADC minus the tare weight (not set yet)

  Serial.print("get units: \t\t");
  Serial.println(scale.get_units(5), 1);  // print the average of 5 readings from the ADC minus tare weight (not set) divided
            // by the SCALE parameter (not set yet)
            
  scale.set_scale(-459.542);
  //scale.set_scale(-471.497);                      // this value is obtained by calibrating the scale with known weights; see the README for details
  scale.tare();               // reset the scale to 0

  Serial.println("After setting up the scale:");

  Serial.print("read: \t\t");
  Serial.println(scale.read());                 // print a raw reading from the ADC

  Serial.print("read average: \t\t");
  Serial.println(scale.read_average(20));       // print the average of 20 readings from the ADC

  Serial.print("get value: \t\t");
  Serial.println(scale.get_value(5));   // print the average of 5 readings from the ADC minus the tare weight, set with tare()

  Serial.print("get units: \t\t");
  Serial.println(scale.get_units(5), 1);        // print the average of 5 readings from the ADC minus tare weight, divided
            // by the SCALE parameter set with set_scale

  Serial.println("Readings:");
}

void loop() {
  Serial.print("one reading:\t");
  Serial.print(scale.get_units(), 1);
  Serial.print("\t| average:\t");
  Serial.println(scale.get_units(10), 5);

  delay(5000);
        
    
Mulailah dengan menyertakan pustaka yang diperlukan.

Contoh #include "HX711.h"
        
            #include "HX711.h"
        
    
Baris-baris berikut mendefinisikan pin yang akan Anda gunakan untuk menghubungkan ke penguat HX711. Kami memilih Pin 2 dan Pin 3. Anda dapat menggunakan pin digital lainnya.

        
           const int LOADCELL_DOUT_PIN = 2;
           const int LOADCELL_SCK_PIN = 3;
        
    
Selanjutnya, buat sebuah instance dari library HX711 yang disebut 'scale' yang akan Anda gunakan nanti untuk mendapatkan pengukuran.
        
           HX711 scale;
        
    
setup(0) Dalam fungsi setup(), inisialisasi monitor Serial.
        
          Serial.begin(57600);
        
    
Inisialisasi load cell dengan memanggil metode begin() pada objek 'scale' dan mengirimkan pin digital sebagai argumen
        
          scale.begin(LOADCELL_DOUT_PIN, LOADCELL_SCK_PIN);
        
    

    • read(): mendapatkan pembacaan mentah dari sensor.
    • read_average(jumlah pembacaan): mendapatkan rata-rata dari sejumlah pembacaan terakhir yang telah ditentukan.
    • get_value(jumlah pembacaan): mendapatkan rata-rata dari sejumlah pembacaan terakhir yang telah ditentukan dikurangi dengan berat taranya (tare weight).
    • get_units(jumlah pembacaan): mendapatkan rata-rata dari sejumlah pembacaan terakhir yang telah ditentukan dikurangi dengan berat taranya (tare weight) dibagi dengan faktor kalibrasi - ini akan menghasilkan pembacaan dalam unit yang Anda inginkan.

                  
          Serial.println("Before setting up the scale:");
          Serial.print("read: \t\t");
          Serial.println(scale.read());      // print a raw reading from the ADC
          
          Serial.print("read average: \t\t");
          Serial.println(scale.read_average(20));   // print the average of 20 readings from the ADC
          
          Serial.print("get value: \t\t");
          Serial.println(scale.get_value(5));   // print the average of 5 readings from the ADC minus the tare weight (not set yet)
          
          Serial.print("get units: \t\t");
          Serial.println(scale.get_units(5), 1);  // print the average of 5 readings from the ADC minus tare weight (not set) divided
          // by the SCALE parameter (not set yet)
              
          Pada baris berikutnya, jangan lupa untuk memasukkan faktor kalibrasi Anda. Gunakan metode set_scale() untuk ini.


                  
                    scale.set_scale(INSERT YOUR CALIBRATION FACTOR)
                  
              
          Kemudian, panggil metode tare() untuk menetapkan berat taranya (tare) pada skala.
                  
                    scale.tare();               // reset the scale to 0
                  
              
          Setelah pengaturan ini, skala seharusnya siap untuk mendapatkan pembacaan yang akurat dalam unit yang Anda inginkan. Contoh tersebut memanggil metode-metode sebelumnya sehingga Anda dapat melihat perbedaan sebelum dan setelah pengaturan skala. 

                  
          Serial.print("read: \t\t");
          Serial.println(scale.read());                 // print a raw reading from the ADC
          
          Serial.print("read average: \t\t");
          Serial.println(scale.read_average(20));       // print the average of 20 readings from the ADC
          
          Serial.print("get value: \t\t");
          Serial.println(scale.get_value(5));   // print the average of 5 readings from the ADC minus the tare weight, set with tare()
          
          Serial.print("get units: \t\t");
          Serial.println(scale.get_units(5), 1);        // print the average of 5 readings from the ADC minus tare weight, divided
          // by the SCALE parameter set with set_scale
                  
              
          loop()
          Dalam fungsi loop(), contoh tersebut memanggil metode get_units() dengan dua cara berbeda: untuk mendapatkan satu pembacaan tunggal (tanpa parameter apa pun) dan untuk mendapatkan rata-rata dari 10 pembacaan terakhir.

                  
          scale.power_down();  // put the ADC in sleep mode
          delay(5000);
          scale.power_up();
                  
              

          Demontrasi

          Unggah kode ke  board Arduino Anda. Setelah diunggah, buka Monitor Serial dengan baud rate 115200. 

          Biarkan kode berjalan beberapa detik agar memiliki waktu untuk mengatur skala (Anda akan melihat pesan di Monitor Serial). Setelah itu, letakkan objek apa pun di atas skala untuk diukur, dan Anda akan mendapatkan hasilnya di Monitor Serial.


          Saya bereksperimen dengan beberapa objek dan membandingkannya dengan nilai pada timbangan dapur saya, dan hasilnya sama. Jadi, bisa saya katakan bahwa skala Arduino saya setidaknya sama akuratnya dengan skala dapur saya.

          Skala Digital dengan Arduino


          Pada bagian ini, kita akan membuat skala digital sederhana dengan Arduino. Kita akan menambahkan layar OLED untuk menampilkan hasilnya dan sebuah tombol tekan (pushbutton) untuk menetapkan berat taranya (tare) pada skala.

          Daftar Bagian yang Diperlukan

          Berikut adalah daftar bagian yang diperlukan untuk proyek ini:

          1. Arduino UNO (lihat kit pemula Arduino terbaik)
          2. Load Cell dengan HX711 Amplifier
          3. Layar OLED I2C SSD1306
          4. Tombol tekan (pushbutton)
          5. Resistor 10K Ohm
          6. Breadboard
          7. Kabel Jumper

          Diagram Skematik

          Load Cell HX711
          Merah (E+) E+
          Hitam (E-) E-
          Putih (A-) A-
          Hijau (A+) A+

          Tambahkan layar OLED dan tombol tekan ke rangkaian sebelumnya pada pin-pin berikut:"

          "Hubungkan ke 3.3V atau 5V tergantung pada modelnya."

          Hubungkan tombol tekan melalui resistor tarik 10kOhm ke Pin 4. Ujung lain dari tombol tekan harus dihubungkan ke 5V. Anda dapat menggunakan pin digital Arduino lainnya.

          Anda dapat mengikuti diagram skematik berikut untuk menghubungkan bagian-bagian Anda.

          Arduino Digital Scale - Kode


          Untuk kesederhanaan, kita akan menangani tombol tekan menggunakan library sederhana yang mendeteksi tekanan tombol dengan debouncing (sehingga kita tidak perlu khawatir tentang itu dalam kode kita). Untuk menulis ke layar OLED, kita akan menggunakan library Adafruit SSD1306 dan Adafruit GFX.

          Pushbutton Library

          Terdapat banyak library dengan berbagai fungsionalitas untuk menghandle tombol tekan. Kita akan menggunakan library tombol tekan dari Pololu. Ini adalah library sederhana tetapi dilengkapi dengan semua yang kita butuhkan untuk proyek ini. Di Arduino IDE Anda, pergi ke Sketch > Include Library > Manage Libraries dan cari "pushbutton". Pasang library tombol tekan dari Pololu.

          Sebagai alternatif, jika Anda tidak ingin menggunakan library, Anda dapat menambahkan kode debounce sendiri (yang tidak sulit). Untuk contoh kode debounce, di dalam Arduino IDE Anda, Anda dapat pergi ke File > Examples > Digital > Debounce.

          Library OLED

          Kita akan menggunakan library berikut untuk mengendalikan layar OLED. Pastikan Anda telah menginstal library berikut:


          Anda dapat menginstal library menggunakan Arduino Library Manager. Pergi ke Sketch > Include Library > Manage Libraries dan cari nama library.

          Kode
          Salin kode berikut ke Arduino IDE Anda. Sebelum mengunggahnya ke  board Arduino, Anda perlu memasukkan faktor kalibrasi Anda (yang telah diperoleh sebelumnya).


          Demonstrasi 


          Setelah mengunggah kode ke board Anda, Anda dapat mulai menimbang objek dengan load cell Anda. Pembacaan akan ditampilkan pada layar OLED. Anda dapat menetapkan berat taranya dengan menekan tombol tekan.\


          Sekali lagi, pembacaan pada skala digital Arduino saya sesuai dengan pembacaan pada skala dapur saya.


          Penutup 

          Dalam tutorial ini, Anda belajar cara menghubungkan load cell strain gauge dengan  board Arduino menggunakan penguat HX711. Keluaran dari load cell ini sebanding dengan gaya yang diterapkan. Jadi, Anda dapat mengkalibrasi skala untuk digunakan dalam g, kg, lb, atau unit lain yang relevan untuk proyek Anda.


          Secara ringkas, Anda telah belajar cara mengkalibrasi skala dan cara mendapatkan berat objek. Anda juga telah belajar cara membuat skala digital sederhana dengan Arduino menggunakan layar OLED untuk menampilkan pengukuran dan tombol tekan untuk menetapkan berat taranya.

          Kami berharap Anda menemukan tutorial ini berguna untuk memulai dengan load cell. Selain berguna untuk mengukur berat objek, load cell juga dapat berguna dalam banyak aplikasi lain seperti mendeteksi kehadiran objek, mengestimasi tingkat cairan dalam tangki, menghitung laju penguapan air, memeriksa apakah ada makanan di mangkuk hewan peliharaan Anda, dan lain sebagainya.

          SCR DIMMER LAMPU, MENGATUR KECEPATAN MESIN GERINDA, BOR, DAN PANASNYA HATER

          1.    FUNGSI

          Pada mulanya SCR Dimmer ini dibuat sebagai rangkaian untuk mengatur intensitas cahaya lampu pijar. Zaman dulu lampu yang tersedia memang kebanyakan lampu pijar sehingga rangkaian ini dikombinaskan dengan lampu pijar untuk membuat lampu tidur yang intensitas cahayanya dapat diatur.

          Setelah zaman berubah dimana lampu pijar sudah banyak ditinggalkan maka rangkaian dimmer ini pun semakin terlupakan. Namun beberapa tahun ini rangkaian ini kembali banyak digunakan, tpi bukan untuk mengatur cahaya lampu pijar namun lebih ke penggunaan yang lainnya. Ternyata SCR Dimmer ini sekarang banyak sekali kegunaannya bahkan untuk kegiatan industry. Beberapa keguanaannya diantaranya :

          •           Sebagai Pengatur Kecepatan Bor Listrik AC:

          Kegunaan SCR untuk Bor Listrik tentu untuk mengature kecepatan bor dimana bor listrik tidak hanya digunakan untuk membuat libang sajah, ada yang dipakai untuk memasang skrup, baud, grider, dan masih banyak lagi. Bahkan beberapa mata bor memang membutuhkan kecepatan rendah ketika digunakan.

          •         Mengatur Kecepatan Selepan Atau Gerinda Tangan (Gerinda AC):

          Slepan atau gerinda tangan memang tidak memiliki pengature kecepatan seperti bor tangan kekinian, biasanya kecepatannya sudah fik atau tetap tergantung spesifikasinya, oleh sebab itu dipasaran mata gerinda juga memiliki spesifikasi rpm yang harus disesuaikan. Namun kegunaan grinda tangan ternyata tidak hanya untuk mengrinda atau memotong besi sajah, tpi bisa dipakai juga sebagai mesin hamplas, mesin poles, dan mesin hamplas, bahkan ada juga yang merubahnya menjadi mesin gergaji Circular.

                      Pemakaian gerinda tangan yang RPM-nya terlalu cepat untuk mengamplas dapat menyebabkan aplas menjadi cepat rusak dan gosong, apalagi jika dipakai sebagai mesin asah. Nah solusi dari itu semua adalah dengan menggunakan SCR ini.

          ·         Mengatur Kecepatan Motor Induksi AC:

          Sama seperti fungsi pada Bor Tangan dan Mesin Grinda, SCR ini dapat digunakan di hamper semua peralatan yang menggunakan Motor Listrik Induksi, Baik itu Kipas Angin, Belender, Pompa Air, Router, Jigsaw, Mesin Amplas dan banyak lagi. Dibeberapa kasus dan situasi adakalanya kita memang membutuhkan untuk menurunkan kecepatan motor listrik diperalatan-peralatan kita.

           

          ·         Mengatur Tingkat Panas pada Heater (Pemanas AC)

          Beberapa orang menggunakan SCR ini sebagai pengatur pemanas, dimana katanya pemanas yang mereka gunakan terlalu over spek sehingga terlalu panas. Oleh sebab itu mereka menggunakan SCR ini untuk mengature tingkat pemanasan sesuai dengan kebutuhan.

          2.    Rangkaian dan Prinsif Kerja

          Komponen dari Rangkaian Dimmer sebenarnya sangat sederhana. Raingkaiannya hanya terdiri dari emapat jenis komponen sajah, yaitu DIAC, TRIAC, CAPASITOR, dan RESISTOR (fix dan variable) berikut adalah rangkaiaan dari SCR Dimmer secara Umum.

          ·         Rangkaian:

          Keterangan:

          -      AC 220V          : Tegangan dari PLN

          -      L1                    : Merupakan beban motor induksi (Peralatan-peralatan yang tadi)

          -      R1 10K             : Resistor 10K 1/2W

          -      R2 270             : Resistor 270 Ohm (bisa diganti dengan Trimpot)

          -      VR1 500K        : Potensio Meter Mono 500K

          -      C1 0.33uF        : Capasitor 0.33uF 400V biasanya ukurannya besar bberwarna coklat

          -      C2 0.027          : Capasitor 0.027uF 400V biasanya ukurannya besar bberwarna coklat

          -      D1 D30            : Merupakan Komponen diac DB3

          -      TR1 2n5445     : Komponen Triac type 2N5445 (Bisa diganti dengan yang lbih baik

          ·         Prinsif Kerja:

          Perinsip Kerja dari rangkaian ini adalah memotong sinyal sinusoida (Tegangan AC) sehingga sinyal sinusoida tidak sempurna atau terpotong. Mengapa rangkaian ini bisa memotong sinyal AC? Berikut penjelasannya:

          -      Triac Merupakan komponen yang berfungsi sebagai saklar elektronik, dalam hal ini Tegangan AC hanya akan muncul ketika gerbang triac mendapatkan tegangan.

          -      Diac Merupakan komponen yang juga dapat mengalirkan tegangan AC, namun diac hanya akan mengalirkan tegangan jika tegangan Barirnya terpenuhi (tegangan Minimum)

          -      Capasitor: Kapasitor berpungsi untuk menyimpan energi dalam bentuk tegangan dan akan menyalurkan tegangannya jika penyimpanannya sudah penuh

          -      Resistot: Berfungsi Untuk menahan arus sehingga arus yang keluar setelah resistor menjadi kecil atau dapat diatur oleh resistor variable (Potensio Meter)

          Dari fungsi-fungsi komponen tersebut mari kita susun menjadi sebuah sistem yang dapat Memotong Sinyal Sinusoida di tegangan AC.

          Pertama tama tegangan AC akan dibatasi arusnya oleh Resistor, sehinga arus yang kaeluar menjadi kecil, dikarenakan arusnya kecil maka pengisisn tegangan pada Capasitor menjadi lama atau membutuhkan waktu, setelah capasitor terisi maka tegangan akan di buang sehingga tegangan minimum pada Diac akan terpenuhu sehingga memacu Gate pada Triac. Akibat dari terpacunya gate pada triac, maka arus AC akan mengalir. Proses pengaliran ini tidak sempurna dikarenakan prosesnya akan berulang kembali. Proses ini terjadi sangat cepat baik hingga 100X perdetik.

          Pada gambar diatas sinyal berwarna Oranye adalah Tegangan yang terjadi kedika tegangan minimum Diac terlewati sehingga tegangan mengalir Ke gate Triac, sedangkan sinyal Berwarna biru adalah sinyal tegangan AC PLN normal yang hanya akan dimunculkan ketika gate telah terpicu atau teraliri tegangan. Waktu T1 dan T2 adalah waktu seberapa lama capasitor terisi penuh dimana waktu ini tergantung arus yang diatur oleh resistor, semakin kecil arusnya maka semakin lama pengisian capasitornya.

          Dengan terpotongnya Arus sinyal AC tersebut maka nilai rata-rata tegangan yang dihasilkan akan berkurang.

          3.    Pertanyaan-pertanyaan Seputar Dimmer

          -      Apakah bisa merusak Peralatan?

          Peralatan-Peralatan yang sempat kita sebutkan diatas adalah peralatan-peralatan yang mengkonversi langsung energi listrik menjadi energi lain, Jdi dari listril PLN langsung dikonpersi entah itu menjadi Cahaya, menjadi energi gerak atau menjadi energi panas. Peralatan-peralatan seperti tidak akan berpengaruh atau menjadi rusak ketika kita dimmer malah mungkin akan menjadi sedikit awet karena bebannya berkurang. Berbeda dengan Lampu TL atau lampu LED yang memiliki driver didalamnya dimana peralatan tersebut akan merubah dahulu tegangan AC menjadi bentuk lain terlebih dahulu,

          -      Apakah Selepan atau Bor jika di turunkan kecepatannya maka Torsinya juga akan menurun?

          Torsi dan RPM pad peralatan-peralatan Motor induksi sangatlah berkaitan, dan benar jika kita dimmer peralatan tersebut maka selain kecepatan torsipun akan menurun. Bagai manapun energi yang masuk peralatan dikurangi maka bentuk konpersi dari energi tersebut akan terkurangi yaitu RPM dan Torsi.

          -      Bagaimana Cara Menentukan Dimmer yang Cocok untuk peralatan kita, mengingat Dipasaran banyak sekali jenisnya ada yang 2000W/4000W bahkan ada yang 8000W

          Untuk menjawab ini kita harus mengetahui terlebih dahulu spesifikasi dari peralatan yang akan kita pakai. Misal gerinda tangan yang kita miliki meiliki spesifikasi 600W, yang perlu diketahui bahwa nilai 600W atalah nilai daya tertinggi, biasanya terjadi diawal ketika kita menyalakan Gerinda tangan tersebut, setelah berjalan maka dayanya akan berkurang.

          Lalu kit akita lihat Dimmer mana yang tepat apakah 2000W atau 4000W, secara hitung-hitungan jelas dengan menggunakan dimmer 2000W sudah cukup sekali, namun yang perlu diketahui bahwa nilai daya yang tertera pada dimmer adalah nilai data Sheet atau nilai puncak yang bisa dia tangani dalam kondisi ideal dan dalam waktu yang singkat, dalam prakteknya meski daya yang tercantum dalam data sheet sebesar 2000W maka penggunaan terbaiknya hanya bisa setengahnya atau 1000W jika ingin digunakan secara terus menerus. Contoh ketika kita memakai peralatan yang mendekati 1000W atau lebih maka akan lbih baik kita menggunakan dimmer yang 4000W.

          4.    Cara Merangkai:



          Perhatikan Gambar di atas! Pada gambar di atas terdapat pin yang ditunjukan anak panah berwarna merah, itu adalah pin untuk Input dari kabel PLN yang berjumlah 2 buah yaitu Fasa dan Netral. Sedangkan yang berwarna Biru adalah Pin untuk Output yang bisa langsung tersambung pada peralatan kita.

          Bagai mana Jika pemasangan fasa dan Netral terbalik (L dan N)? Jawabannya adalah tidak masalah.

          Untuk merangkai dan ujicoba Dimmer ini kita akan tunjukan diyoutube kita (CNC STORE BANDUNG).


          Sekian Untuk Artikel kali ini semoga bermanfaat, Trimakasih.

          Link Pembelian SCR:

          SCR Dimmer 2000W:

          https://www.tokopedia.com/cncstorebandung/cnc-scr-220-vac-2000w-dimmer-speed-controller-motor-lampu

          SCR Dimmer 4000W dengan Casing:

          https://www.tokopedia.com/cncstorebandung/with-case-scr-220v-ac-4000w-dimmer-speed-controller-motor-lampu-bor

          SCR SCR Dimmer 4000W Tanpa Casing:

          https://www.tokopedia.com/cncstorebandung/scr-220v-ac-4000w-dimmer-speed-controller-motor-lampu-bor-gerinda-slep



          SCR 2000W

          DIMMER 2000W

          SPEED CONTROL 2000W

          PENGATUR KECEPATAN GERINDA

          PENGATUR KECEPATAN SELEPAN

          PENGATUR KECEPATAN BOR

          SCR GERINDA TANGAN

          DIMMER GERINDA

          PENGETUR HEATER

          SCR DIMMER

          TIPS MEMAKAI PELTIER DAN MEMBAHASNYA SECARA LENGKAP

          1.  Pendahuluan

          Hallo teman-teman jumpa lagi dichanel kita, saya Ibtada dari CNC STORE BANDUNG dan MONSTERCHIP INDONESIA. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai THERMO ELECTRIC atau sering kita kenal dengan istilah PELTIER. Tanpa banyak basa-basi mari kita langsung bahas saja tentang peltier ini.

          2.  Fungsi

          Temen-temen punya dispenser yang dapat mengeluarkan air dingin? Atau punya pendingin mini di mobil mevvah temen-temen, atau… temen-temen punya Smartphone  gaming yang memiliki asccesoris pendingin di belakangnya?



          Nah peralatan-peralatan yang tadi disebutkan adalah contoh dari Sebagian kecil peralatan yang memakai peltier secara nyata,, banyak sekali kegunaan dari peltier ini, bahkan beberapa orang mencoba untuk membuat kulkas dua pintu, AC dan PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Peltier) (ya Namanya juga mencoba, gak ada salahnya). Nah sebelum menghayal lebih jauh mari kita bahas mengenai peltier ini secara lengkap.

          3.  ISI

          Ketika PELTIER beri daya atau tegangan dan arus yang sesuia dengan spesifikasinya maka Peltier ini seketika akan meriang atau panas dingin, yap betul salah satu sisinya akan menghasilkan panas dan sisi lainnya akan menghasilkan dingin. 

          Atau bisa sebaliknya, ketika kita beri suhu yang berbeda dikedua sisinya yaitu panas dan dingin maka peltier ini akan menghasilkan tegangan. Mengapa bisa demikian? Dikarenakan adanya efek peltier yang akan kita bahas mengenai ini dilain waktu (sebenernya alasan ajh, soalnya kita belum paham betul)



          4.  Membaca Spesifikasi PELTIER pada Nama

          Dipasaran ada banyak sekali peltier yang dijual dan paling umum adalah keluarga TEC1- atau TES1-. Ada TEC1-12706, TEC1-12710, TES1-4903 dan masih banyak yang lainnya, lalu apa arti setiap kode tersebut? Mari kita bahas secara singkat.

           

          Sebagai Contoh TEC1-12706 apa maknanya yah?? Pada tulisan tersebut sebenernya kita sudah dapat mengetahui sedikit informasi mengenai peltier ini, Pada tulisan pertama “TES1-“ Atau “TEC1-“ Memiliki nakna sebagai berikut,

          TES1-12706 / TEC1-12706:

          -          “TE” yaitu “Thermo Elecrics”,

          -          “S” yaitu “Small” / “C” maka “Ctandard” maksa sih tpi ya biar gampang diingat

          -          “127” Yang berarti terdapat 127 Pasangan semi konduktor type P dan N (mereka ajha pasangan masa kamu engga

          -          “06” Rating Arus yaitu berkisar sekitar 6A

          Dengan demikian temen-temen sudah bisa menbaca arti dari nama sri peltier tersebut



          5.  Tips Menggunakan Peltier

          Banyak yang nanya apakah Peltier bisa menghasilkan bunga ES atau itu hanya Hoaks belaka? Editan? Atau efek CGI? Niat bener pake efek CGI,, Jawabannya adalah bisa,, asalkan treatmen dalam penggunaanya haruslah tepat jika tidak maka tak akan berhasil. Berikut ini Rule yang harus teman-teman perhatikan jika ingin sukses menggunakan peltier secara baik.

          a.    Baca Spesifikasinya.

          Berikut ini adalah Spesifikasi dari peltier TEC1-12706 (Yang CNC STORE jual) :

          -          Type: TEC1-12706 ( yang sudah kita jelaskan sebelumnya maksud dari seri peltier ini)

          -          Tegangan Kerja: 12-16,4 V Max (pakai adaptor 12V sajah yang banyak di pasaran)

          -          Arus Kerja: 6.4A Max

          -          Daya: 50-57W (ya daya efisiensi peltier sebenarnya hanya segini walaupun dalam prakteknya akan lebih)

          -          Ukuran: 40mm * 40mm * 3.8mm (ini adalah ukuran dari peltier type ini)

          -          ΔT: Up to 66oC (ini yang harus temen-temen perhatikan, yang merupakan kunci dari memberi treatmen yang tepat untuk peltier)

          -          Impedansi: 1.9Ω-2.3Ω (ini adalah beban atau resistansi dari peltier ini)

          b.    Gunakan Adaptor yang Baik dan Memiliki Arus Lebih Dari yang Diminta

          Mengapa kita merekomendasikan memakai Adaptor dengan kemampuan Arus lebih besar dari yang diminta? karena kita harus bijak dalam membaca spesifikasi produk, apa yang tertera pada spesifikasi merupakan angka-angka secara teori atau merupakan batas limit dari kemampuan terbaiknya. Dalam hal ini kita rekomendasikan minimal memakai adaptor 12V 10A .

          c.     Pahami Mengenai ΔT di Peltier

          ΔT atau Range perbedaan suhu anatara dingin dan panas merupakan perbedaan suhu yang akan diberikan peltier ketika berada dikondisi idelnya, biar lebih faham kita beri sebuah perumpamaan sebagai berikut.

          Ketika peltier kita oprasikan maka peltier akan menghasilkan perbedaan suhu dikedua sisinya, missal PELTIER TEC1-12706 memiliki ΔT sebesar 60oC dan jika suhu di sisi panasnya berada pada suhu 50oC maka bisa kita pastikan suhu di bagian dinginnya adalah -10 oC mengapa demikian? Karena jika 50oC kita kurangi dengan kemampuan ΔT sebesar 60 oC maka hasilnya adalah -10 oC.

          Lalu bagai mana jika kita mengiginkan suhunya lebih rendah? Missal kita menginginkan suhu di sisi bagian dingin peltier mencapai -20oC maka tentu sajah kita harus mampu menahan suhu di sisi peltier yang panas sebesar 40oC yah secara teori seperti itu dan ini tidaklah mudah bagi kita yang hidup di Kawasan iklim tropis yang suhunya relative tinggi.

          d.    Gunakan Heatsink (Pendingin) Yang Cukup dan Fan di Sisi Panasnya

          Mengingat konsep ΔT pada peltier adalah kunci keberhasilan untuk bermain peltier maka yang perlu kita lakukan adalah menahan suhu pada bagian panasnya se-RENDAH mungkin agar suhu dibagian dinginnya dapat memberikan suhu yang lebih rendah, oleh sebab itu penggunaan Heatsink dan Fan Adalah solusi terbaik dan termurah yang bisa kita pakai. Sekali lagi “Semakin kita jaga suhu di sisi bagian panas peltier tetap dingin maka sisi bagian dingin peltier akan semakin dingin” maka jika ingin berhasil halalkan segala cara untuk mencapai tujuan itu.

           *Catatan : Jangan sekali-kali menguji peltier tampa menggunakan Heatsink di sisi panasnya meski hanya sebentar karena suhu panas yang berlebihan akan merusak peltier dengan seketika.

          e.    Jangan Lupa Gunakan Pasta Pendingin (Ini penting)

          Mengapa penggunaan pasta pendingin sangat penting dalam penggunaan peltier? Penggunaan pasta pendingin bukan berarti pasta akan mendinginkan peltier kita, tapi penggunaan pasta akan membantu penyaluran panas dari peltier ke heatsing, mengingat permukaaan lapisan luar peltier terbuat dari kramik yang permukaannya tidak rata, sehingga tanpa menggunakan pasta maka penyaluran panas dari peltier ke Heatsink tidak akan efektif.

          f.     Yang Gak Mau Ribet Bisa Beli Paket Peltier Cooling Sistem Yang Sudah Sepaket

          Buat kaum rebahaner yang gak mau ribet bisa loh beli langsung yang sudah sepaket dan klo tidak maksimal masih bisa kok kita modifikasi.

           




          Video Youtube:

          LINK PEMBELIAN:

          PELTIER
          ==================================
          TEC1-12706
          ==============

          TEC1-12710
          ==============

          COOLING SISTEM
          ==================================
          COOLING SISTEM PELTIER
          ==============

          Perlengkapan:
          ==================================
          ADAFTOR 12V 10A PELTIER
          ==============

          PASTA SUNTIK
          ==============

          PASTA BOTOL
          ==============

          BUSA ISOLASI PELTIER
          ==============

          WATER BLOCK PELTIER
          ==============